Rabu, 17 Juni 2009

“KEHILANGAN CINTA”

Hai Ariz jangan melamun!!!” tanya sebuah suara yang belum aku kenal.

Aku membayangkan wajah baru. Kemudian aku membalikkan badanku.

“ Kamu siapa, maaf kamu anak baru ya?? Kok bisa tahu namaku.?” ujarku berbalik tanya.

“Aku kan tahu dari papan namamu (Ariz Ferdianto) lalu aku panggil kamu Ariz. Kenalin namaku Reni, Reni Auliasari. Aku pindahan dari Bogor.” jawabnya menyakinkan.

Setelah itu aku dan Reni bertambah akrab dan akhirnya menjadi sahabatku.

Hari kamis setelah pulang sekolah, Reni mengajakku jalan-jalan ke mall untuk menemaninya. Aku menjemput ke rumahnya. Tak kusangka Reni adalah anak orang kaya. Dan orang tuanya termasuk orang kaya di Semarang.

“Assalamualaikum, Reninya ada Om.?” sapaku pada seorang lelaki baya yang membukakan pintu.

“Walaikumsalam, Oh Reni ada mari masuk. Tak panggilkan dulu ya.” jawab lelaki baya itu.

Aku melangkahkan kakiku ke rumah megah itu. Memasuki ruang tamu yang penuh dengan kemewahan. Lelaki baya itu menyuruhku duduk. Lima menit kemudian datang Reni bersama lelaki baya tadi.

“Ayah, kenalin ini Ariz. sahabat baruku. Ariz ini ayahku.” kata Reni.

Kemudian aku berjabat tangan dengannya.

“Oh, ini to Ariz. Reni selalu cerita pada Om. Ternyata kamu anaknya baik ya? Saya Om Rudi.” katanya.

“Ya sudah ya Ayah. Reni pergi dulu ya.”

“Hati-hati ya dijalan. Jangan malam-malam ya.” jawab Om Rudi

Motor Smashku melaju meninggalkan rumah megah itu. Di perjalanan tangan Reni memelukku. Akhirnya kami sampai di Java Mall.

“Riz, kamu sudah makan apa belum.??”

“Ak…Aku sudah makan kok.” jawabku ragu.

“Akh…pasti kamu bohong. Yuk kita makan dulu. Perutku lapar nich…!!.” kata Reni sambil menarik tanganku.

Kami memasuki KFC dan memesan makanan kesukaannya fried chicken. Lalu kamipun duduk.

Ariz, kamu suka kentang goreng ini ya. Ni buat kamu aja.”

“Lho bukannya kamu yang suka, kok malah nawarin ke aku sich??.” tanyaku penasaran.

“Karena aku senang punya temen seperti kamu.”

Kami berjalan sambil bergandengan tangan. Reni membelikanku sebuah kaos warna merah dan ia membeli jam merk Levis dua buah warna biru.

“Nih…jam buat kamu Ariz. Satu buat kamu satu buat aku. Ini sebagai lambang persahabatan kita. Pakai ya…!!.”

“Tapi kan ini mahal Ren. Kenapa kamu beli dua. Satu buah aja untukmu. Aku gak usah.” kataku.

“Gak apa-apa kok. Yuk kita pulang aja.” pinta Reni.

♥ ♥ ♥

Doni mengetuk pintu kamarku dan membuat aku terbangun.

“Doni, ada apa sich kok pagi-pagi dah ke rumahku. Ngantuk nich aku.” kataku dengan kesal.

“Kamu itu Ariz sukanya tidur melulu. Ayo mandi dulu kamu mau diajak Doni pergi!!.” sahut Ibuku.

“Iya kamu dari tadi aku bangunin susahnya bukan main. Kamu gak inget apa besok kan ultahnya Reni. Kamu mau ngasih kado apa tidak.??”

“Ya ampun..!!, iya Don makasih ya dah ngingetin aku. Kalau gitu aku tak mandi dulu ya.” kataku dengan membawa handuk dan lari terbirit-birit ke kamar mandi.

Aku dan Doni pergi ke toko boneka dan aksesoris karma kesukaan Reni adalah boneka kucing.

“Doni, menurutmu boneka kucing warna biru sama yang pink. Bagusan yang mana.??”

“Ya elah Riz, masak kamu gak bisa mikir sich…!! Ya bagusan yang pink dong…!!!.” jawab Doni sambil menepuk pundakku.

Keesokan harinya sepulang sekolah aku cepat-cepat pulang karna kado boneka kucingnya belum ku bungkus. Pukul 15.30 aku berangkat bersama Doni. Sesampai di rumah Reni, rumahnya sudah ramai. Ku langkahkan kakiku perlahan. Ruang tamu dan ruang tengah Reni kini disulap menjadi ruang yang penuh hiasan balon-balon, warna-warni kertas, dan masih banyak. Reni lari ke arahku.

Ariz, kok bengong sich. Ayo acara tiup lilinnya dah mau mulai nich??.”

“Oh ini Ren, hadiah untukmu. Happy Birthday ya My Friendship.” ujarku.

“Makasih banyak ya kamu temanku yang baek banget (memelukku) Yuk sekarang ke sana!!.” pinta Reni dengan menarik tanganku.

Acara tiup lilinpun dimulai. Di tiupnya lilin berbentuk angka 1 dan 7. Pertanda kini Reni berusia 17 tahun. Dia memotong kue tartnya. Lau tak kusangka dia memberikan sepotong kue tart itu kepada padaku.

Ariz, nich kue tart buat kamu??.” kata Reni padaku.

“Ta…tapi kenapa kamu beri kue tartnya padaku??.”

“Karna…karna…karna kamu sahabatku yang paling baek, jadi aku nggak mau kehilangan dirimu. Oh ya Riz tanggal 24 April ini kan ada karya wisata ke Bali. Kamu ikut kan??.”

“Aku gak ikut Ren. Aku tidak punya uang kok untuk karya wisata ke Bali.” jawabku.

“Kalau gitu aku yang bayar dech. Masak aku ke Bali gak ada sahabatku kan gak asik??.”

“Tapi Ren, kamu gak usah begitu. Uangmu nanti habis lho.” kataku.

“Nggak kok. Aku dah beritahu ayahku kok biar kamu juga bisa ikut karya wisata ke Bali. Wong Doni aja ikut masak sich..km gak?? Ikut ya please??.” pinta Reni padaku.

“OK!! Tapi aku tak bilang ibuku dulu dech.”

♥ ♥ ♥

24 April

Hari ini adalah keberangkatan karya wisata ke Bali. Semua siswa yang ikut kemarin berkumpul di aula sekolah untuk diberi pengarahan oleh Kepala Sekolah. Aku pamitan dengan ibu lalu menghampiri Doni yang kebetulan rumahnya dekat aku.

“Doni, kamu bawa apa saja sich kok banyak banget. Kayak orang mau pindah rumah aja.” ujarku sambil tertawa.

“Ngaco kamu Riz, ini apa aku disuruh mamaku bawa baju yang banyak. Tas satu lagi jajanan. Jadi banyak banget sich.”

“Ya udah, yuk cepat ke skul. Dah pamitan pa lom kamu??.”

“Oh ya aku lupa.” jawab Doni.

Doni pamitan dengan orang tuanya. Kami berangkat ke sekolah diantarkan oleh sopir Doni.

Sampai di sekolah Reni sudah menungguku. Dia membawa sebuah tas berbentuk koper.

“Hai…Reni, dah dari tadi ya.” sapaku.

“Eh…Ariz. Gak kok barusan lagi. Lho Doni bawa apaan tu kok banyak banget???.” tanyanya penasaran.

“Iya ini apa Ren, disuruh mamaku bawa pakaian dan jajanan banyak banget sich. Jadinya berat banget…!!!.” rengek Doni.

Kami bertiga memasuki bus pariwisata. Bus melaju meninggalkan sekolah menuju ke Bali.

♥ ♥ ♥

Di Bali

Aku, Reni dan Doni tiba di Bali malam hari. Lalu semua siswa istirahat di hotel. Aku satu kamar dengan Doni sedangkan Reni dengan satu teman bangkunya Mita.

Keesokan harinya perjalanan wisatapun di mulai. Kami menuju ke Pantai Sanur.

“Don, kamu masih punya pulsa kan? Aku minta buat sms ibuku nich!! Aku lupa ngisi pulsa. Dari kemarin belum ku kabari.”

“Nich (menyodorkan hpnya) Pulsaku masih banyak. Mau aku transferin pulsa ke nomormu?? Kebetulan aku jualan nich..!!.” kata Doni.

“Nanti aja dech…!!!.” jawabku sambil memencet keypad hp Doni.

Tiba-tiba suara hpku berbunyi. Kuambil hpku yang berada di saku celanaku. Ternyata ada sms dari Reni.

Dari Reni 25-4-09, 13.00

Ariz, nanti kalo dah nyampe Pantai Sanur. Qt ketemuan ya. Ku tunggu...!! ^_^

Ku balas sms dari Reni

Untuk Reni 25-4-09, 13.02

Maaf ru lez smsmu. OK!! My Fren. Nanti Qt ketemuan…?? ^_*

Akhirnya sampailah di Pantai Sanur. Hamparan pasir putih serta ombak yang berayun-ayun membuat suasana semakin semarak. Aku turun dari bus dan langsung mencari Reni.

Riz, Ariz aku disini…Cepat kesini…??.”

Ada apa sich Ren. Kok kayaknya penting banget.” tanyaku.

Ariz…(memegang tanganku) Pernahkah kamu jatuh cinta pada seseorang???.” kata Reni padaku tiba-tiba.

“Pernah. Kenapakamu tiba-tiba ngomong ini padaku.??” kataku berbalik Tanya padanya.

“Enggak kok. Aku juga pernah merasakan hal yang sama kok. Tapi saat ini aku lagi jatuh cinta.”

“Emanknya kamu suka sama siapa sich???.”

“Aku sukanya…sama cowok tampan di depanku…Enggak kok cuma bercanda…”

“Akh…Reni kamu itu ada-ada aja. Kita beli minum aja yuk. Ajak Doni dan Mita.”

♥ ♥ ♥

Di Denpasar, Museum Bali

“Mita, kamu bawa obat dari rumah gak??.”

“Emanknya kamu sakit apa sich. Mukamukok pucat Ren, ada apa denganmu…??.” tanya Mita ketakutan.

“Gak apa-apa kok Mit cuma rada sakit. Kamu punya obat sakit perut kan??.” kata Reni.

“Nich…(menyerahkan obat) Ya udah istirahat aja. Yuk kita kembali ke bus.” ajak Mita.

Mita dan Reni kembali ke bus. Mereka berjalan beriringan. Aku melihat Reni dan Mita. Lalu aku hampiri mereka.

Ada apa ren denganmu?. Kamu gak apa-apa kan??.” tanyaku khawatir.

“Gak ada apa-apa kok Riz. Cuma sakit perut aja.” jawabnya.

“Ya udah kalau gitu. Mita temani dia ya.”

“Iya, biar Reni istirahat.” sahut Mita.

Tiga hari berlalu dan para siswa yang ikut karya wisata ke Bali pulang. Hari ini adalah hari minggu. Aku sudah janjian dengan Doni, Reni dan Mita untuk jalan-jalan ke Simpang Lima. Akhirnya kami bertemu.

Ariz, Doni...kami disini…!!!.” teriak Mita.

“Ya ampun, Mit, Ren kalian disitu ya.” jawab Doni.

“Ya udah kalian pesan apa. Ku traktir dech kalian . mumpung lagi punya uang nich…!!!.”

“OK…Bos…!!!.” sahut Reni, Doni dan Mita.

♥ ♥ ♥

Kehilangan Cinta

Entah kenapa hatiku deg-degan, gelisah dan resah. Tiba-tiba suara hpku berbunyi. Ternyata dari Mita. Kuangkat telponku.

Ariz, ni Mita. Uh…uhuk…salah satu teman kita Riz meninggal dunia.”

“Si…siapa Mit. Siapa…!!!.” tanyaku.

“Reni…Riz. Reni…Dia meninggal dunia…uhuk…uhuk…” jawab Mita dengan menangis.

“Apa…!!!! Ini tidak mungkin terjadi.” teriakku histeris.

Kubuang hpku ke kasur. Lalu aku cepat-cepat bergegas ke rumah Reni. Doni ikut denganku. Ku gas motorku sehingga melaju dengan cepat. Sampai di halaman rumah Reni, sudah banyak orang berpakaian hitam melayat Reni. Di sekitar rumah ku lihat karangan bunga menyampaikan bela sungkawa.

Aku berlari sepat masuk ke dalam rumah Reni. Sampai disana kulihat Reni terbaring diam tanpa kata. Air mataku yang tadi menggenang tak bias aku bendung lagi. Aku menangis…menangis dan menangis. Ku pegang tangan Reni. Tiba-tiba Mita berkata padaku.

Ariz, Reni meninggal karena kecelakaan waktu dia makan di warung makan si pinggir jalan. Kemudian sebuah truk yang kehilangan kendali masuk menerobos warung makan itu.” jelas Mita dengan terengeh-rengeh.

“Tapi, mengapa dia begitu cepat meninggalkan aku….???.” kataku.

Tak ada yang menjawab pertanyaanku. Tiba-tiba Om Rudi berjalan menuju arahku.

Ariz…uhuk…uhuk…Sebelum Reni pergi dia menitipkan sebuah surat ini pada om untuk diberikan kepada kamu. Dan Reni bilang kalau Reni itu cinta sama kamu Ariz. Bacalah surat dari Reni.” kata Om Rudi terbata-bata.

Kuterima surat dari tangan Om Rudi, kubaca dan isinya

Dear Ariz, shbt tbaekQ

Ariz, aku tahu kita sudah lama berkenalan dan berteman. Dari pertama kali kita berkenalan, aku telah jatuh cinta padamu. Baru kali ini aku bisa ungkapkan perasaanku lewat surat ini. Kamu mau kan menjadi aku bukan sekedar sahabatmu tapi juga pacarmu?? Karna aku sangat mencintaimu. I Love You Ariz, Forever.

Your Friend

Reni

Ku tutup surat itu dengan gemetar. Aku telah kehilangan cinta kini. Aku belum sepat mengungkapkan perasaanku. Tapi kau telah pergi…pergi untuk selmanya dan tidak akan pernah kembali lagi. Aku juga sangat mencintaimu Reni.

Ku harap kita akan bertemu di Surga yang penuh kenikmatan. Aku akan selalu mengingatmu terus Ren. Kan kusimpan cintamu ini di hatiku. Selamanya…..

Karya : Fariz Noorbadri

Template by:

Free Blog Templates