Gerimis yang mengguyur kota Kudus tak membuatku untuk berhenti. Kupercepat gas motorku agar sampai rumah. Sampai di rumah aku langsung membuat teh hangat dan mandi. Tiba-tiba hpku berdering tanda ada telpon dan ternyata dari Dion dan kuangkatnya.
“Fauzi, nanti jam 7nan kamu ke kantor ya. Tadi bos tiba-tiba nelpon aku suruh kita berdua untuk menyambut tamu dari PT. Ivan Media Group dan menerangkan tentang proses perusahaan” kata Dion dengan ngos-ngosan.
“Kok aku sih Dion, yang lain kan bisa?? Kenapa mesti sama aku?? Kemarin aku dah lembur sampai malam??” jawabku.
“Ini perintah bos, udah pokoknya kamu datang”.
“Ya…ya…aku datang..!!!” kesalku.
♥ ♥ ♥
Tepat pukul 7 malam, kantor ramai sekali. Para tamu dari PT. Ivan Media Group sudah hadir semua. Dion segera mempersiapkan dirinya untuk menerangkan tentang perusahaan printing kami. Salah satu tamu itu ada yang membuatku terpana. Wanita dengan pakaian kerja yang elegan dan rambut panjang ditambah wajah manis dan cantik semakin mebuatku seperti melayang jauh ke angkasa. Mungkinkahaku jatuh cinta pada pandangan pertama?? Hanya hati dan perasaan yang bias menjawab. Tiba-tiba Dion menepuk pundakku.
“Eh Fauzi melamun aja loe. Sekarang giliran loe mengajak para tamu mengajak para tamu untuk melihat proses produksi printing kita. Sana sekalian terangkan, jangan bikin malu perusahan!!!”.
“OK… aku akan segera memulainya…” semangatku.
Para tamu segera memasuki pintu utama bagian printing. Karyawan-karyawan sudah siap dan dengan kesadaran sendirinya member ucapan selamat dating kepada para tamu. Aku berjalan sambil menerangkan salah satu cara printing dan offset. Tiba-tiba wanita tadi bertanya padaku.
“Maaf Pak Fauzi, bolehkah saya minta tentang data-datnya?? Kenalkan (mengulurkan tangan padaku) Saya Mila saya bagian accounting di PT Ivan Media Group” katanya.
“Baik Bu Mila, nanti saya akan berikan setelah penjelasan ini selesai” jawabku.
“Jangan panggil Bu, panggil saja Mila. Kita kan seumuran…”.
“Baik Bu… eh Mila”.
Akhirnya kami berdua saling akrab dan menjadi sahabatan.
Hari ini aku sibuk mempersiapkan data-data untuk mendaftar Pasca Sarjana di UMK. Aku dan Dion sepakat untuk melanjutkan S2 Manajemen lanjutan dari S1 Manajemen kuliahku di Semarang. Siang itu aku dan Dion melaksanakan tes masuk. Dan akhirnya kami berdua diterima dan mulai melaksanakan perkuliahan hari sabtu-minggu.
Di tempat kuliah pertama aku dan Dion kaget ternyata Mila juga kuliah S2 di UMK. Mila memanggilku. Dan aku kaget dengan penampilannya sekarang.
“Fauzi…!!! Dion…!!! Kalian kuliah MM juga???” senang Mila.
“Iya Mila, kamu disini juga??” Tanya Dion.
“Huumph… wah kita bias temenan terus nich??”.
“Wah sekarang kok ada yang beda nich?? Tambah cantik ya pakai jilbab…” godaku.
“Ah… Fauzi kamu bias aja sih. Yuk masuk ruang kuliah bareng-bareng..!!!” ajaknya.
“Ayo… Silakan…” riang aku dan dion.
Aku dan Mila saling akrab satu sama lain. Hingga dihatiku benar-benar tumbuh benih cinta yang semakin hari semakin dalam.
♥ ♥ ♥
Di Kantor…
“Fauzi…!!!” panggil Pak Widodo, direktur perusahaanku.
“Ya Pak Widodo, anda memanggil saya??”.
“Begini… Nanti kamu tolong pergi menemui Bu Mila, itu lho accounting di PT Ivan Media Group minta data yang akan memesan untuk membuat banner” jelas pak Widodo.
“Ta…Tapi pak, saya habis ini…(belum selesai ngomong?”.
“Halah gak udah tapi-tapian. Aku tugaskan ini ke kamu. Besok datanya tolong di bawa ke raungan saya”.
“Baik pak…” jawabku.
Tepat jam 11 siang aku segera meluncur pergi ke kantor PT Ivan Media Group. sesampainya disana aku langsung menuju recepsionist untuk menanyakan Mila ada atau tidak. Recepsionistnya bilang sudah pulang. Kemudian aku sms Mila dan dia menjawab nanti sore jam 4 kita ketemuan di KFC Mall Kudus.
♥ ♥ ♥
Pukul 4 sore di KFC Mall Kudus
Mila sudah menantiku disebuah meja yang dipesannya. Ia begitu cantik dengan memakai kaos panjang warna kuning celana jeans biru dan jilbab hitam. Ia seperti anak SMA yang sedang menunggu pacarnya.
“Mila…Dah lama ya nunggunya??” tanyaku.
“Oh…Fauzi nggak kok 5 menitan lah. Eh, kamu dah makan belum?? Aku traktir ya gentian dikampus kan dah kamu dulu?? Sarannya padaku.
“Boleh…” jawabku singkat.
Akhirnya kami memesan fried chicken dan pepsi. Tak lama kemudian Mila menyerahkan data yang memesan banner ke aku.
“Oh ya aku sampai lupa, nich data-data yang mau memesan banner ke PTmu. Ini sketsa gambarnya. Desainnya dah ada diflash diskku sekalian kamu bawa aja”.
“OK Mila. Kamu kesini sendirian?? tanyaku tiba-tiba.
“Huumph emangya kenapa??”.
“Masak cewek secantik kamu nggak ada yang nemenin”.
“Ada kok. Tuh di depanku?? (sambil menunjuk padaku)”.
“Siapa…siapa???”.
“Ya kamu masak tukang parkir??” candanya.
“Ya sudah, dah jam 5 nich. Aku pulang dulu ya coz motorku masih debengkel tadi bannya bocor..” kata Mila.
“Oh…bareng aku saja. Tak anterin sampai bengkel” ajakku.
“OK Yuk…!!!”.
Motorku melaju memboncengkan Mila menuju bengkel motor. Sampai disana ia berhenti didepanku dan kemudian menatap aku dengan dekat dan seraya berkata
“Fauzi…!!! Ehm…makasih ya?? Kamu ada waktu nggak??” tanyanya.
“Nggak ada besok aku Cuma ngantar data dikantor. Kan weekend libur ya kuliah seperti biasanya lah?? Emangnya kenapa??” tanyaku penasaran.
“Besok kalau mau kuliah bareng ya…Jemput aku…”.
“OK dech…” riangku.
Malamnya aku hanya berandai-andai bila Mila menjadi kekasihku. Bergandengan tangan bersama merajut cinta kami berdua, berjalan di taman cinta yang berhiaskan kasih dan saying. Tapi sampai saat ini aku belum mampu untuk mengungkapkan perasaan padanya. Rasaku ini masih aku pendam. Tiba-tiba suara adikku vina membuyarkanku.
“Kak Fauzi… Kakak dimana sich?? Tuh ada mas Dion dating…!!!” ucap Vina.
“Kakak di kamar. Suruh dia masuk kamar kakak saja” jawabku.
Akhirnya Dion masuk ke kamarku. Dan langsung menghidupkan TV sambil tiduran di kasurku.
“Wah Zi kamu kok senyam-senyum sendiri dari tadi kulihat. Jatuh cinta ya?? Certain dong biarku biar bahagia juga??” desak Dion.
“Kamu itu kok tahu kalau aku lagi Falling in love seperti peramal cinta aja. Eh, Dion kayaknya kau jatuh cinta sama Mila, tapi aku belum berani ngungkapin ke dia??”.
“Wah benrkan kataku. Perlu mkan-makan. Ya ungkapin dong kamu kan dah umur 25 saatnya untuk mencari pendamping hidup nggak nggak jomblo terus…”.
“Tapi aku masih bingung nich Dion. Kasih tahu dong caranya. Kamu pas dulu nembak Ima gimana caranya??. Tanyaku.
“Ya aku ngomong terus terang kalau aku cinta dia. Gini aja besok kan kita kuliah habis kuliah kamu ajak dia makan terus ungkapin perasaan kamu??” jelas Dion.
“Ya sudah besok tak cobanya dech. Makasih Dion kamu emang sahabatku yang baik (merangkul Dion)” bahagiaku.
♥ ♥ ♥
Pagi ini aku begitu bahagia, aku merasa bahagia karena waktu untukku akan dating. Segera aku berangkat menuju kampus dengan hati yang berdebar-debar. Sebelumnya aku ke kantor untuk menaruh data-data pesanan banner, lalu menjemput Mila yang arahnya sejalan ke kampus. Sesampainya di rumah Mila aku tercengang tatkala aku melihat Mila boncengan dengan seorang cowok. Dan cowok itu adalah orang yang pernah mempermalukan aku di depan banyak orang, Rio. Aku hanya diam dan berbalik arah ke kampus dengan jalan yang beda.
Sampai di kampus, aku langsung masuk ruang kuliah dengan hati yang penuh dengan rasa cemburu dan juga marah. Tak lama kemudian Mila dating.
“Fauzi, maaf ya tadi aku nggak kasih kabar kamu nggak usah jemput. Soalnya aku tadi diantar temanku” kata Mila.
“Ya nggak apa-apa aku juga tadi lewat rumahmu kok. Pacar kamu ya??” cetusku.
“Oh…ehm…ehm… belum resmi pacaran kok. Malah aku pengen curhat sama kamu. Kamu kok gitu sih ngomongnya. Kenapa??” tanyanya.
“Mil, aku sarankan kamu jangan dekat-dekat sama Rio lagi…!!!” nadaku agak tinggi.
“Emangnya kenapa?? Apa salahnya sih?? Kamu kok larang aku??”.
“Dia itu pernahmempermalukan aku waktu presentasi kuliah. Dan dia itu sering gonta-ganti cewek n aku nggak mau kamu jadi korbannya juga…!!!”. Jawabku dengan keras.
Mila berlari ke luar ruang kuliah dan entah kemana. Aku hanya duduk terdiam dengan hati yang penuh kesal dan amarah.
♥ ♥ ♥
Waktu telah berjalan dua bulan tapi Mila masih membenciku dan masih membenciku. Hingga dia tahu bahwa Rio bukanlah lelaki baik. Ia kemudian meminta maaf kepadaku dan meminta untuk sahabatan lagi dan akupun memaafkannya.
“Fauzi…Maafkan aku ya selama ini membencimu. Aku baru tahu ternyata Rio emang playboy dan aku menyesal dengan dia.” ujar Mila.
“Ya Mila aku maafkan. Sudahlah yang penting kamu kan sekarang dah tahu Rio itu orangnya seperti apa”.
“Ya Fauzi aku tahu. Btw Dion mana sih kok nggak keliatan??” tanyanya.
“Biasalah berduaan sama Ima di warung jus. Yuk kita samperin tak traktir dech!!” ajakku.
“Mari…!!!” jawab Mila.
♥ ♥ ♥
Lima bulan aku menanti waktu yang tepat untuk mengungkapkan isi hatiku ini. Rasa dihatiku semakin tak karuan. Cintaku kepada Mila tak dapat aku bending lagi. Kemudian aku memberanikan diri mengajak Mila di sebuah kafe di kota Kudus dan Dion bersama Ima ikut juga.
Tempat kafe itu begitu romantic, perpaduan warna merah muda dengan lampu yang terang membuat aku semakin berdebar-debar. Akhirnya aku duduk dengan Mila berdua.
“Mila aku boleh nggak ngomong sesuatu sama kamu??”. Tanyaku padanya.
“Ya bolehlah. Eh sebentar ya hpku berbunyi ada telpon (mengmbil hpnya di tas)”.
Sejenak kira-kira 2 menitan Mila menerima telpon itu dengan tawa bahagia. Seperti sedang ditelpon kekasihnya. Tapi aku yakin bahw Mila masih sendiri.
“Bahagia banget nich?? Ada apa?? Kok mesra banget nelponnya?? Di telpon siapa??” tanyaku yang berentet-entet.
“Oh iya Fauzi. Aku belum kasih tahu kamu ya?? Minggu depan aku nikah. Kamu datang ya?? (menyerahkan undangan ke aku)”.
Seketika itu aku terdiam kaku melihat undangan pernikahan yang diberikan Mila. Aku bagaikan disambar petir. Mengapa harus begini? Mangapa cintaku begini? Pertanyaan-pertanyaan itu yang ada di benakku. Tiba-tiba Mila menggoyang-goyangkan badanku.
“Fauzi?? Fauzi?? Kok diam kenapa?? Eh katanya kamu mau ngomong sesuatu ke aku apa??” tanyanya.
“Ehm…ehm…(diam sejenak) aku ingin menjadi sahabatmu terus Mil…” jawabku dengan tersenyum tapi hatiku terbakar cemburu yang menguras hati.
“Fauzi…Fauzi kamu itu lucu ya, gitu aja diomongin?? Minggu depan datang ya..please??” pinta Mila.
“Ya…ya aku pasti datang kok. Jangan kuatir..!!!” jawabku.
Aku pulang dengan hati yang sangat terluka dan kecewa. Mengapa aku tidak dari dulu berkata jujur padanya. Aku terlalu mencintainya hingga aku tak mampu mengucapkan kata C.I.N.T.A dari bibirku ini??.
♥ ♥ ♥
Hari Pernikahan Mila
Janur kuning menghiasi rumah Mila yang indah. Alunan lagu cinta mengalun dengan merdunya untuk menyambut hari bahagia Mila. Aku dan Dion serta Ima hadir di resepsi pernikahan Mila. Aku tidak bias berkata-kata hanya ada luka di hatiku ini. Perlahan Mila keluar menuju kursi pelaminan dengan baju pengantin yang membuat para tamu undangan terpana melihatnya. Tak lama kemudian menyusul juga pengantin pria. Tibalah waktunya bersalaman.
“Mila selamat ya, semoga bahagia n langgeng ya…” ucap Dion.
“Ya makasih lho Dion kamu dah datang. Kapan nich giliran kalian??” tanya Mila.
“Ah masih perlu persiapan yang matang Mil” jawab Ima.
Tibalah aku untuk mengucapkan selamat.
“Mila, ehm…selamat ya jadi pengantin baru. Moga kalian berdua jadi keluarga yang sakinah, mawadah, warahmah” ucapku.
“Amin…Makasih banyak Fauzi. Kamu emang sahabatku yang baik banget” senang Mila.
Hatiku teriris perih melihat Mila tersenyum bahagia dengan suaminya. Mengapa aku begitu terluka. Cintaku yang sekiann lamanya ku pendam berujung dengan kekecawaan dan penyesalan yang mendalam.
♥ THE END ♥