Minggu, 07 Oktober 2012

“SELAMANYA AKU AKAN MENCINTAIMU”


Senja mulai tampak. Awan-awan kemerahan kini mulai menghiasi langit. Sang surya perlahan-lahan menghilang pertanda malam akan tiba. Aku masih saja termenung di pantai tak tahu apa yang harus aku lakukan sekarang. Aku tak percaya Raisa pergi meninggalkan aku untuk selamanya. Aku menatap laut yang kini mulai pasang dan masih saja tidak beranjak dari pantai itu. Anganku melayang jauh mengingat kenanganindah bersama Raisa. Tak terasa air mataku mulai mengalir dipipiku.
“Raisa, kamu ingat gak waktu kecil kita sering main di pantai ini?” kataku.
“Ya ingatlah Adit. Kita waktu kecil sering main kejar-kejaran sama buat rumah dari pasir kan?” jawab Raisa.
“Kamu tahu gak dulu waktu kita kecil aku ngomong apa?” ujarku.
“Apa sih aku lupa Adit. Emangnya kamu ngomong apa ke aku waktu kita kecil?” penasaran Raisa.
“Aku ingin selalu bersamamu Raisa…”
Raisa masih belum menjawab pertanyaanku. Suasana hening masih terasa. Dua menit Raisa tidak berucap satu katapun kepadaku.
“Raisa?? Kamu kenapa?”
“Nggak kok. Aku hanya kaget aja dengan kata-katamu tadi..”
“Hehe, hanya bercanda kok Sa, jangan terlalu dipikirin” gelak tawaku padanya lalu mencubit pipinya.
“Iihh kamu Adit, aku tangkap kamu ya. Tunggu..!!” Raisa mengejarku menyusuri pantai yang  kini mulai senja.
♥ ♥ ♥
Lantunan lagu Romance “Ku ingin kamu” masih saja menemaniku hingga tak terasa malampun menyapaku. Dinginnya angin darat kini mulai menerpa tubuhku. Aku beranjak dari pantai dan meninggalkan pantai kenanganku dengan Raisa. Ku jalankan motorku dengan pasti menuju rumahku.
Di kamarku yang berhiaskan poster detective conan tak bisa membuatku ceria. Ku rebahkan tubuhku di kasur. Ku tatap langit-langit kamar. Anganku kembali menerawang jauh mengingat kenangan indah bersama Raisa.
“Kamu tahu gak Adit. Aku seharian membuat ini untukmu..Nih..!!” ujar Raisa menyerahkan syal kepadaku.
“Ini buatku ya Sa? Bagus banget. Makasih ya, kamu memang sahabatku yang paling baik deh” jawabku.
“Eh, Adit kamu tahu arti cinta itu apa?” tanya Raisa tiba-tiba.
“Ehm..kenapa kamu tiba-tiba ngomong soal cinta Raisa? Hayo pasti lagi jatuh cinta ya? hehehe”candaku.
“Iihh kamu kok gitu. Emang siapa yang lagi jatuh cinta?” jawabnya balik.
“Malah tanya balik ma aku. Ya aku gak tahulah kamu lagi cinta sama siapa..!!”
“Ehm…aku jatuh cinta sama seseorang yang telah membuat hidupku menjadi lebih berwarna Adit. orang itu pintar, ganteng lagi..”
“Siapakah gerangan orang yang kamu sebut itu sob?” penasaranku sambil menatap lekat mata indah Raisa.
“Ehm..yang pasti orangnya adalah temanku sendiri lah..”
“Apa itu adalah teman dekatmu Raisa?” tanyaku penasaran.
“Nanti juga tahu sendiri kamu Adit...!! hehehe…” jawabnya mencubit pipiku.
“Ah Raisa gitu gak mau kasih tahu aku..”
“Biarin, biar kamu penasaran aja..hehehe” tertawa Raisa dengan senyumannya yang manis.
Tanpa sengaja tangan Raisa memegang tanganku dan kamipun saling berpandangan satu sama lain.
“Raisa…??” panggilku dengan suara lirih.
“Iya Adit…!!” jawabnya.
“Apa kamu benar-benar jatuh cinta pada orang lain?”
“Nggak Dit, aku jatuh cinta pada sahabatku sendiri dan itu kamu Adit.!!”
          Tiba-tiba jantungku berdetak kencang tak karuan. Rasanya jantungku seperti terkena amnesia saja. Aku segera berpikir untuk menjawab kalimat yang baru terucap dari mulut Raisa.
“Adit…!! Kok malah bengong? Beneran aku naksir ma kamu Dit, tapi maaf ya aku terlalu nekat. Ngomong duluan ke kamu?” sipu Raisa dengan pipinya yang mulai memerah.
“Ehm…ehm..sebenarnya…ak..aku juga menaruh hati padamu Raisa” jawabku kikuk salah tingkah sendiri.
Suasana hening mulai menghinggapi kami berdua. Tak ada satu katapun terucap dari bibirku maupun Raisa. Aku masih tak percaya jika Raisa menyatakan cinta padaku. Hampir saja Raisa mengeluarkan kalimat dari bibirnya, tapi entah kenapa dia enggan untuk melakukannya. Akhirnya aku memulai berbicara lagi dengannya.
“Raisa…!!”kataku.
“Iya Adit..” jawabnya sambil menundukkan kepalanya.
“Jujur Raisa, sejak berkenalan denganmu, aku telah jatuh cinta padamu Raisa. Apalagi setelah kita bersahabat. Rasa itu semakin menjalari hatiku. Entah kenapa tiap kali aku dekat denganmu. Hatiku selalu berdegup kencang, dan aku baru sadar bahwa aku benar-benar jatuh cinta padamu Raisa…” jelasku pada Raisa.
“Adit…kenapa kamu tidak bilang dari dulu padaku?”
“Aku masih belum yakin Raisa, kamu tahu sendiri kan di kampus kamu sangat populer sekali..”
“Adit, aku tahu jika selama ini kamu menaruh rasa padaku. Aku juga cinta denganmu tapi baru kali ini aku berani mengungkapkan perasaanku padamu. Maafkan aku Adit jika terlalu jujur dan berani berkata padamu” ujar Raisa.
“Nggak apa-apa Raisa, aku mau kok jadi pacarmu. Kamu mau gak sama aku?” godaku padanya.
“Yee..mau banget dong jadi pacarmu. Siapa sih yang gak mau denganmu? Kapten basket yang paling digandrungi sama cewek-cewek di kampus ini..” celutuk Raisa dengan nada manjanya.
Kamipun berjalan bersama sambil bergandengan tangan. Tuhan, makasih karena cintaku kini aku raih. Thanks you so much God.
♥ ♥ ♥
Lamunanku buyar tatkala suara hpku berdering dengan keras. Aku segera meraih hpku yang tergeletak saja di tepi kasurku. Ku lihat sebuah sms dari Fikar, sahabat lamaku. Akupun segera beranjak dari tempat tidurku dan berlari menuju kamar mandi. Lima menit berlalu aku segera ganti pakaian dan langsung pergi menemui Fikar.
Di café tempat kami biasa bertemu, Fikar sudah menungguku dengan ditemani milk shake kesukaannya. Aku segera memesan orange jus dan juga spagheti kesukaanku.
“Adit, sebenarnya kamu ada masalah apa?” tanya Fikar memulai pembicaraan.
Aku diam sejenak, ku sedot orange jus yang baru aku pesan tadi.
“Aku masih tak percaya aja Raisa meninggalkan aku untuk selamanya Fik. Aku masih tidak bisa untuk melupakannya..” kataku dengan nada lirih.
“Adit, aku tahu perasaanmu saat ini. Tapi itu sudah takdir Tuhan, dan kamu juga tidak mungkin untuk berlarut-larut memikirkan Raisa. Cobalah untuk melakukan kegiatan yang kamu sukai Dit. Memang sangat sulit sekali jika kita ditinggalkan oleh orang yang kita cintai. Tapi kita tidak boleh melupakan apa yang harus kita kerjakan untuk masa depan kita Adit..” nasihat Fikar padaku.
 “Iya Fik, aku ngerti apa yang kamu maksud. Memang kita harus menatap ke depan untuk meraih masa depan kita sob..” jawabku.
“Nah gitu dong sob. Ya udah habis makan kita ke mall yuk. Dah lama banget nih aku gak kesana..” ajak Fikar.
“Tapi aku traktir es krim coklat ya..hehehe”
“Ahh kamu nih pasti ada pajaknya kalau aku ajak jalan-jalan. Iya tenang aja ntar aku beliin..” jawab Fikar murung.
♥ ♥ ♥
Satu tahun berlalu kini aku telah menempuh skripsi. Setelah menemui dosen pembimbing di kampus aku segera melaju dengan pasti ke pantai. Ku parkirkan motorku dan aku melangkahkan kaki menuju tepi pantai untuk melihat pemandangan laut biru yang  indah. Aku mengambil syal pemberian Raisa dari tasku dan memakainya. Terasa hangat mengalir setelah aku memakai syal. Aku menatap laut lepas dan tak terasa air mataku kini mulai membasahi pipiku.
“Adit…!! Sini cepat lihat KHSku..IPku cumlaude sayang..!!” girang Raisa.
“Masa sih?” jawabku tak percaya.
“Iya sini dong. Alhamdulillah berkat kerja kerasku belajar dan juga berdoa. Allah telah mengabulkan doaku sayang. Ini juga karenamu sayang. Kamu membuat aku semangat dalam meraih mimpiku..”
Aku melihat nilai KHS Raisa, dan ternyata memang tak disangka nilai IP Raisa 3.9 dan itu merupakan nilai yang cumlaude.
“Sayang, pintar sekali kamu. Aku aja gak nyampe segitu. Aku ngiri sama kamu sayang..” cemberutku.
“Makanya belajar, jangan sibuk basket doang..hehehe. Eh sayang, sebagai ucapan terima kasihku. Mau gak aku traktir?” ajak Raisa.
“Hmm mau banget dong sayang. Sekarang atau nanti perginya?”
“Nggak satu abad lagi. Ya sekaranglah sayangku yang ganteng..” manjanya padaku.
Kami berdua berjalan bergandengan bersama. Aku memboncengkan Raisa. Di jalan Raisa memelukku dan berkata padaku.
“Sayang, jika aku gak ada apakah kamu akan mencintaiku selamanya?”
Deg..!!! Kenapa Raisa tiba-tiba ngomong seperti itu padaku? Gumamku dalam hati.
“Kenapa kamu ngomong seperti itu sayang?” jawabku berbalik tanya.
“Aku ingin tahu aja sayang. Ingin tahu jawabanmu seperti apa..”
“Ehm..ya masih mencintaimu dong sayang. Sayang jangan ngomong gitu lagi ya. Nih kita udah hampir sampai di café..”
Kamipun tiba di café favorit kami. Kami memasuki café dengan masih berpegangan tangan. Entah kenapa hatiku tiba-tiba resah dan takut akan kehilangan Raisa.
“Sayang…!!! (tangannya memegang tanganku) Aku cinta padamu sayang..” kata Raisa.
“Iya sayang aku juga cinta padamu. Aku ingin selalu berada disampingmu” jawabku.
Sesuap demi sesuap nasi goreng Raisa kini mulai habis. Dan terasa kami sudah 20 menit di café itu. Tiba-tiba hp Raisa berdering. Diangkatnya telpon itu. Ada keseriusan dari pembicaraan antara Raisa dengan yang menelpon tadi.
“Sayang, maaf ya aku buru-buru nih. Tadi sepupuku telpon. Katanya nenekku masuk rumah sakit…” ujar Raisa.
“Aku anterin aja ya?”
“Gak usah sayang. Aku naik taksi aja. Gak apa-apa, lagian kamu juga ada latihan basket kan hari ini?”
“Iya, tapi gak apa-apa daripada kamu naik taksi sayang..” yakinku padanya.
“Gak apa-apa sayang, aku naik taksi saja. Ya udah aku berangkat dulu sayang. Udah ku bayar kok makanannya. Habisin aja dulu. Love u sayang..” katanya sambil mengecup keningku.
Rasa takut akan kehilangan Raisa tiba-tiba merasuk dalam hatiku. Segera aku ibas jauh-jauh pikiran itu dari hatiku. Tapi entah kenapa semakin aku ibas pikiran itu, semakin kuat saja rasa takut itu muncul dalam hatiku.
Setelah kuhabiskan makananku, aku segera pergi meninggalkan café untuk pergi latihan basket di kampus. Di perjalanan ku lihat dari kejauhan banyak sekali orang berkerumun dan berbondong-bondong menyaksikan kecelakaan. Rasa gelisah kembali mengguncang hatiku. Deg..Ya Allah ada apa itu?gumamku dalam hati. Aku segera menuju ke tempat terjadinya kecelakaan. Rasa gelisahpun bertambah ketika ku lihat sebuah taksi remuk di tabrak oleh truk. Aku segera berlari menuju orang yang terkena kecelakaan tersebut. Sesosok orang tak berdaya tergeletak begitu saja di jalan. Lumuran darah di dahinya mengucur dengan deras. Dan tak kusangka orang yang kecelakaan itu adalah Raisa.
“Raisa…Raisa…bangun sayang..bangun…” ucapku sesenggukan.
Hanya diam yang kini Raisa jawab. Dia tak sadarkan diri. Tak lama kemudian polisi dan ambulan datang. Aku membopong Raisa dan membawanya ke rumah sakit. Di rumah sakit aku tak henti-hentinya menangis akan kehilangan Raisa. Raisa kini dilarikan ke UGD.
Tak lama kemudian keluarga, sahabat Raisa dan juga Fikar datang. Segera aku memeluk tubuh Fikar sambil tak henti-hentinya aku menangis tersedu-sedu.
“Fikar…Raisa Fikar…!!! Aku takut kehilangan dia Fikar…!!!” kataku tersedu-sedu.
“Iya aku tahu Adit. Udah kita harus berdoa semoga Raisa baik-baik aja. Jangan nangis lagi ya..”
Lima belas menit kemudian sang dokter keluar dengan wajah memelas. Sang dokter memanggil keluarga Raisa.
“Bagaimana keadaan anak saya dokter??” tanya Ibu Raisa.
“Maaf ibu..anak ibu sudah tiada..” jawab dokter itu dengan menundukkan kepala.
“Apa dokter?? Tidak dokter tidak…!!!” kaget Ibu Raisa kemudian pingsan.
Aku segera berlari kearah ruang UGD. Tapi sang dokter melarangku. Tak lama kemudian jenazah Raisa keluar untuk kemudian dibawa kerumahnya.
Rumah Raisa kini berselimut rasa kepedihan. Lantunann ayat suci Al Qur’an dan tahlil menggema di seantero rumahnya. Karangan bunga berjajar-jajar menghiasi rumah duka Raisa. Aku masih saja menangis dan menangis tak menyangka secepat ini Raisa meninggalkanku untuk selamanya. Prosesi pemakaman Raisa berjalan dengan lancar. Entah kenapa aku masih tak tahu apa yang harus aku lakukan tanpa Raisa disisiku. Ku amati batu nisan yang bertuliskan namanya. Air mataku menetes dan menetes tak tahu sampai kapan harus berhenti
“Adit..!! Ayo kita pulang aja yuk. Udah senja mau magrib” ajak Fikar.
“Bentar Fikar, aku ingin disini sebentar lagi” jawabku terbata-bata.
Lima menit kemudian aku beranjak meninggalkann makam Raisa. Aku akan selalu merindukanmu Raisa..
♥ ♥ ♥
Sang matahari kini sudah hampir kembali ke peraduannya. Awan-awan kemerahan kini menghiasi dan menciptakan pemandangan  pantai yang indah. Aku tahu sudah satu tahun ini Raisa meninggal. Tapi rasa cintaku padanya masih tetap seperti dulu. Raisa aku mencintaimu. Selamanya kan kujaga cintamu ini dihatiku sayang. Selamanya aku akan mencintaimu. Karena aku yakin suatu saat nanti kita pasti akan bertemu di surga.

0 komentar:

Posting Komentar

Template by:

Free Blog Templates