Senja mulai tampak. Awan-awan kemerahan
kini mulai menghiasi langit. Sang surya perlahan-lahan menghilang pertanda
malam akan tiba. Aku masih saja termenung di pantai tak tahu apa yang harus aku
lakukan sekarang. Aku tak percaya Raisa pergi meninggalkan aku untuk selamanya.
Aku menatap laut yang kini mulai pasang dan masih saja tidak beranjak dari
pantai itu. Anganku melayang jauh mengingat kenanganindah bersama Raisa. Tak
terasa air mataku mulai mengalir dipipiku.
“Raisa, kamu ingat gak waktu kecil kita
sering main di pantai ini?” kataku.
“Ya ingatlah Adit. Kita waktu kecil
sering main kejar-kejaran sama buat rumah dari pasir kan?” jawab Raisa.
“Kamu tahu gak dulu waktu kita kecil aku
ngomong apa?” ujarku.
“Apa sih aku lupa Adit. Emangnya kamu
ngomong apa ke aku waktu kita kecil?” penasaran Raisa.
“Aku ingin selalu bersamamu Raisa…”
Raisa masih belum menjawab pertanyaanku.
Suasana hening masih terasa. Dua menit Raisa tidak berucap satu katapun
kepadaku.
“Raisa?? Kamu kenapa?”
“Nggak kok. Aku hanya kaget aja dengan
kata-katamu tadi..”
“Hehe, hanya bercanda kok Sa, jangan
terlalu dipikirin” gelak tawaku padanya lalu mencubit pipinya.
“Iihh kamu Adit, aku tangkap kamu ya.
Tunggu..!!” Raisa mengejarku menyusuri pantai yang kini mulai senja.
♥ ♥ ♥
Lantunan lagu Romance “Ku ingin kamu”
masih saja menemaniku hingga tak terasa malampun menyapaku. Dinginnya angin
darat kini mulai menerpa tubuhku. Aku beranjak dari pantai dan meninggalkan
pantai kenanganku dengan Raisa. Ku jalankan motorku dengan pasti menuju
rumahku.
Di kamarku yang berhiaskan poster
detective conan tak bisa membuatku ceria. Ku rebahkan tubuhku di kasur. Ku
tatap langit-langit kamar. Anganku kembali menerawang jauh mengingat kenangan
indah bersama Raisa.
“Kamu tahu gak Adit. Aku seharian
membuat ini untukmu..Nih..!!” ujar Raisa menyerahkan syal kepadaku.
“Ini buatku ya Sa? Bagus banget. Makasih
ya, kamu memang sahabatku yang paling baik deh” jawabku.
“Eh, Adit kamu tahu arti cinta itu apa?”
tanya Raisa tiba-tiba.
“Ehm..kenapa kamu tiba-tiba ngomong soal
cinta Raisa? Hayo pasti lagi jatuh cinta ya? hehehe”candaku.
“Iihh kamu kok gitu. Emang siapa yang
lagi jatuh cinta?” jawabnya balik.
“Malah tanya balik ma aku. Ya aku gak
tahulah kamu lagi cinta sama siapa..!!”
“Ehm…aku jatuh cinta sama seseorang yang
telah membuat hidupku menjadi lebih berwarna Adit. orang itu pintar, ganteng
lagi..”
“Siapakah gerangan orang yang kamu sebut
itu sob?” penasaranku sambil menatap lekat mata indah Raisa.
“Ehm..yang pasti orangnya adalah temanku
sendiri lah..”
“Apa itu adalah teman dekatmu Raisa?”
tanyaku penasaran.
“Nanti juga tahu sendiri kamu Adit...!!
hehehe…” jawabnya mencubit pipiku.
“Ah Raisa gitu gak mau kasih tahu aku..”
“Biarin, biar kamu penasaran
aja..hehehe” tertawa Raisa dengan senyumannya yang manis.
Tanpa sengaja tangan Raisa memegang
tanganku dan kamipun saling berpandangan satu sama lain.
“Raisa…??” panggilku dengan suara lirih.
“Iya Adit…!!” jawabnya.
“Apa kamu benar-benar jatuh cinta pada
orang lain?”
“Nggak Dit, aku jatuh cinta pada sahabatku
sendiri dan itu kamu Adit.!!”
Tiba-tiba jantungku berdetak kencang
tak karuan. Rasanya jantungku seperti terkena amnesia saja. Aku segera berpikir
untuk menjawab kalimat yang baru terucap dari mulut Raisa.
“Adit…!! Kok malah bengong? Beneran aku
naksir ma kamu Dit, tapi maaf ya aku terlalu nekat. Ngomong duluan ke kamu?”
sipu Raisa dengan pipinya yang mulai memerah.
“Ehm…ehm..sebenarnya…ak..aku juga
menaruh hati padamu Raisa” jawabku kikuk salah tingkah sendiri.
Suasana hening mulai menghinggapi kami
berdua. Tak ada satu katapun terucap dari bibirku maupun Raisa. Aku masih tak
percaya jika Raisa menyatakan cinta padaku. Hampir saja Raisa mengeluarkan
kalimat dari bibirnya, tapi entah kenapa dia enggan untuk melakukannya. Akhirnya
aku memulai berbicara lagi dengannya.
“Raisa…!!”kataku.
“Iya Adit..” jawabnya sambil menundukkan
kepalanya.
“Jujur Raisa, sejak berkenalan denganmu,
aku telah jatuh cinta padamu Raisa. Apalagi setelah kita bersahabat. Rasa itu
semakin menjalari hatiku. Entah kenapa tiap kali aku dekat denganmu. Hatiku
selalu berdegup kencang, dan aku baru sadar bahwa aku benar-benar jatuh cinta
padamu Raisa…” jelasku pada Raisa.
“Adit…kenapa kamu tidak bilang dari dulu
padaku?”
“Aku masih belum yakin Raisa, kamu tahu
sendiri kan di kampus kamu sangat populer sekali..”
“Adit, aku tahu jika selama ini kamu
menaruh rasa padaku. Aku juga cinta denganmu tapi baru kali ini aku berani
mengungkapkan perasaanku padamu. Maafkan aku Adit jika terlalu jujur dan berani
berkata padamu” ujar Raisa.
“Nggak apa-apa Raisa, aku mau kok jadi
pacarmu. Kamu mau gak sama aku?” godaku padanya.
“Yee..mau banget dong jadi pacarmu.
Siapa sih yang gak mau denganmu? Kapten basket yang paling digandrungi sama
cewek-cewek di kampus ini..” celutuk Raisa dengan nada manjanya.
Kamipun berjalan bersama sambil
bergandengan tangan. Tuhan, makasih karena cintaku kini aku raih. Thanks you so
much God.
♥ ♥ ♥
Lamunanku buyar tatkala suara hpku
berdering dengan keras. Aku segera meraih hpku yang tergeletak saja di tepi
kasurku. Ku lihat sebuah sms dari Fikar, sahabat lamaku. Akupun segera beranjak
dari tempat tidurku dan berlari menuju kamar mandi. Lima menit berlalu aku
segera ganti pakaian dan langsung pergi menemui Fikar.
Di café tempat kami biasa bertemu, Fikar
sudah menungguku dengan ditemani milk shake kesukaannya. Aku segera memesan
orange jus dan juga spagheti kesukaanku.
“Adit, sebenarnya kamu ada masalah apa?”
tanya Fikar memulai pembicaraan.
Aku diam sejenak, ku sedot orange jus
yang baru aku pesan tadi.
“Aku masih tak percaya aja Raisa
meninggalkan aku untuk selamanya Fik. Aku masih tidak bisa untuk
melupakannya..” kataku dengan nada lirih.
“Adit, aku tahu perasaanmu saat ini.
Tapi itu sudah takdir Tuhan, dan kamu juga tidak mungkin untuk berlarut-larut
memikirkan Raisa. Cobalah untuk melakukan kegiatan yang kamu sukai Dit. Memang
sangat sulit sekali jika kita ditinggalkan oleh orang yang kita cintai. Tapi
kita tidak boleh melupakan apa yang harus kita kerjakan untuk masa depan kita
Adit..” nasihat Fikar padaku.
“Iya Fik, aku ngerti apa yang kamu maksud.
Memang kita harus menatap ke depan untuk meraih masa depan kita sob..” jawabku.
“Nah gitu dong sob. Ya udah habis makan
kita ke mall yuk. Dah lama banget nih aku gak kesana..” ajak Fikar.
“Tapi aku traktir es krim coklat
ya..hehehe”
“Ahh kamu nih pasti ada pajaknya kalau
aku ajak jalan-jalan. Iya tenang aja ntar aku beliin..” jawab Fikar murung.
♥ ♥ ♥
Satu tahun berlalu kini aku telah
menempuh skripsi. Setelah menemui dosen pembimbing di kampus aku segera melaju
dengan pasti ke pantai. Ku parkirkan motorku dan aku melangkahkan kaki menuju
tepi pantai untuk melihat pemandangan laut biru yang indah. Aku mengambil syal pemberian Raisa
dari tasku dan memakainya. Terasa hangat mengalir setelah aku memakai syal. Aku
menatap laut lepas dan tak terasa air mataku kini mulai membasahi pipiku.
“Adit…!! Sini cepat lihat KHSku..IPku
cumlaude sayang..!!” girang Raisa.
“Masa sih?” jawabku tak percaya.
“Iya sini dong. Alhamdulillah berkat
kerja kerasku belajar dan juga berdoa. Allah telah mengabulkan doaku sayang.
Ini juga karenamu sayang. Kamu membuat aku semangat dalam meraih mimpiku..”
Aku melihat nilai KHS Raisa, dan
ternyata memang tak disangka nilai IP Raisa 3.9 dan itu merupakan nilai yang
cumlaude.
“Sayang, pintar sekali kamu. Aku aja gak
nyampe segitu. Aku ngiri sama kamu sayang..” cemberutku.
“Makanya belajar, jangan sibuk basket
doang..hehehe. Eh sayang, sebagai ucapan terima kasihku. Mau gak aku traktir?”
ajak Raisa.
“Hmm mau banget dong sayang. Sekarang
atau nanti perginya?”
“Nggak satu abad lagi. Ya sekaranglah
sayangku yang ganteng..” manjanya padaku.
Kami berdua berjalan bergandengan
bersama. Aku memboncengkan Raisa. Di jalan Raisa memelukku dan berkata padaku.
“Sayang, jika aku gak ada apakah kamu
akan mencintaiku selamanya?”
Deg..!!! Kenapa Raisa tiba-tiba ngomong
seperti itu padaku? Gumamku dalam hati.
“Kenapa kamu ngomong seperti itu sayang?”
jawabku berbalik tanya.
“Aku ingin tahu aja sayang. Ingin tahu
jawabanmu seperti apa..”
“Ehm..ya masih mencintaimu dong sayang.
Sayang jangan ngomong gitu lagi ya. Nih kita udah hampir sampai di café..”
Kamipun tiba di café favorit kami. Kami
memasuki café dengan masih berpegangan tangan. Entah kenapa hatiku tiba-tiba
resah dan takut akan kehilangan Raisa.
“Sayang…!!! (tangannya memegang
tanganku) Aku cinta padamu sayang..” kata Raisa.
“Iya sayang aku juga cinta padamu. Aku
ingin selalu berada disampingmu” jawabku.
Sesuap demi sesuap nasi goreng Raisa
kini mulai habis. Dan terasa kami sudah 20 menit di café itu. Tiba-tiba hp
Raisa berdering. Diangkatnya telpon itu. Ada keseriusan dari pembicaraan antara
Raisa dengan yang menelpon tadi.
“Sayang, maaf ya aku buru-buru nih. Tadi
sepupuku telpon. Katanya nenekku masuk rumah sakit…” ujar Raisa.
“Aku anterin aja ya?”
“Gak usah sayang. Aku naik taksi aja.
Gak apa-apa, lagian kamu juga ada latihan basket kan hari ini?”
“Iya, tapi gak apa-apa daripada kamu
naik taksi sayang..” yakinku padanya.
“Gak apa-apa sayang, aku naik taksi
saja. Ya udah aku berangkat dulu sayang. Udah ku bayar kok makanannya. Habisin
aja dulu. Love u sayang..” katanya sambil mengecup keningku.
Rasa takut akan kehilangan Raisa
tiba-tiba merasuk dalam hatiku. Segera aku ibas jauh-jauh pikiran itu dari
hatiku. Tapi entah kenapa semakin aku ibas pikiran itu, semakin kuat saja rasa
takut itu muncul dalam hatiku.
Setelah kuhabiskan makananku, aku segera
pergi meninggalkan café untuk pergi latihan basket di kampus. Di perjalanan ku
lihat dari kejauhan banyak sekali orang berkerumun dan berbondong-bondong
menyaksikan kecelakaan. Rasa gelisah kembali mengguncang hatiku. Deg..Ya Allah
ada apa itu?gumamku dalam hati. Aku segera menuju ke tempat terjadinya
kecelakaan. Rasa gelisahpun bertambah ketika ku lihat sebuah taksi remuk di
tabrak oleh truk. Aku segera berlari menuju orang yang terkena kecelakaan
tersebut. Sesosok orang tak berdaya tergeletak begitu saja di jalan. Lumuran
darah di dahinya mengucur dengan deras. Dan tak kusangka orang yang kecelakaan
itu adalah Raisa.
“Raisa…Raisa…bangun sayang..bangun…”
ucapku sesenggukan.
Hanya diam yang kini Raisa jawab. Dia
tak sadarkan diri. Tak lama kemudian polisi dan ambulan datang. Aku membopong
Raisa dan membawanya ke rumah sakit. Di rumah sakit aku tak henti-hentinya
menangis akan kehilangan Raisa. Raisa kini dilarikan ke UGD.
Tak lama kemudian keluarga, sahabat
Raisa dan juga Fikar datang. Segera aku memeluk tubuh Fikar sambil tak
henti-hentinya aku menangis tersedu-sedu.
“Fikar…Raisa Fikar…!!! Aku takut
kehilangan dia Fikar…!!!” kataku tersedu-sedu.
“Iya aku tahu Adit. Udah kita harus
berdoa semoga Raisa baik-baik aja. Jangan nangis lagi ya..”
Lima belas menit kemudian sang dokter
keluar dengan wajah memelas. Sang dokter memanggil keluarga Raisa.
“Bagaimana keadaan anak saya dokter??”
tanya Ibu Raisa.
“Maaf ibu..anak ibu sudah tiada..” jawab
dokter itu dengan menundukkan kepala.
“Apa dokter?? Tidak dokter tidak…!!!”
kaget Ibu Raisa kemudian pingsan.
Aku segera berlari kearah ruang UGD.
Tapi sang dokter melarangku. Tak lama kemudian jenazah Raisa keluar untuk
kemudian dibawa kerumahnya.
Rumah Raisa kini berselimut rasa
kepedihan. Lantunann ayat suci Al Qur’an dan tahlil menggema di seantero
rumahnya. Karangan bunga berjajar-jajar menghiasi rumah duka Raisa. Aku masih
saja menangis dan menangis tak menyangka secepat ini Raisa meninggalkanku untuk
selamanya. Prosesi pemakaman Raisa berjalan dengan lancar. Entah kenapa aku
masih tak tahu apa yang harus aku lakukan tanpa Raisa disisiku. Ku amati batu
nisan yang bertuliskan namanya. Air mataku menetes dan menetes tak tahu sampai
kapan harus berhenti
“Adit..!! Ayo kita pulang aja yuk. Udah
senja mau magrib” ajak Fikar.
“Bentar Fikar, aku ingin disini sebentar
lagi” jawabku terbata-bata.
Lima menit kemudian aku beranjak
meninggalkann makam Raisa. Aku akan selalu merindukanmu Raisa..
♥ ♥ ♥
Sang matahari kini sudah hampir kembali
ke peraduannya. Awan-awan kemerahan kini menghiasi dan menciptakan
pemandangan pantai yang indah. Aku tahu
sudah satu tahun ini Raisa meninggal. Tapi rasa cintaku padanya masih tetap seperti
dulu. Raisa aku mencintaimu. Selamanya kan kujaga cintamu ini dihatiku sayang.
Selamanya aku akan mencintaimu. Karena aku yakin suatu saat nanti kita pasti
akan bertemu di surga.
0 komentar:
Posting Komentar